HARIAN REDAKSI

Menyajikan Berita Terkini Dan Terupdate

China Berhasil Merancang Matahari Buatan, Panasnya Melebihi Panas Matahari Asli

China Berhasil Merancang Matahari Buatan

China Berhasil Merancang Matahari Buatan, Panasnya Melebihi Panas Matahari Asli
China Berhasil Merancang Matahari Buatan, Panasnya Melebihi Panas Matahari Asli
HARIAN REDAKSI. China kembali berhasil membuat matahari buatan, yang diklaim panasnya bisa mengalahkan panas sinar matahari asli. Memanfaatkan energi fusi nuklir, terobosan yang diciptakan oleh sejumlah ilmuwan dari Hefei Institute of Physical Science of the Chinese Academy of Science ini menghasilkan panas matahari buatan sebesar 60 juta kelvin atau hampir mendekati 60 juta derajat celsius. Sedangkan panas dari sinar matahari asli dilaporkan sekitar 15 juta derajat celsius.

“Panas matahari buatan (50 juta kelvin) bertahan selama 102 detik,” ucap para peneliti China tersebut, seperti dikutip International Business Times, Jumat, 18 Maret 2016.

Berbeda dari biasanya, yang terlibat dalam pembelahan atom adalah menggunakan isotop uranium, tapi kali ini, ilmuwan China menggunakan dua inti atom atau lebih, sehingga mereka bertabrakan dan menghasilkan inti baru.

Peneliti menjelaskan, dalam fusi nuklir ini, isotop Hidrogen Deuerium (isotop yang memiliki satu proton dan satu neutron) dan Trutium (isotop dengan satu proton dan dua neutron) bertabrakan dengan kecepatan tinggi untuk menghasilkan Helium.

Sehingga sebuah bom hidrogen menggunakan energi yang dihasilkan oleh fisi nuklir untuk memicu reaksi fusi. Proses itu terjadi di dalam reaktor, dikenal sebagai Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST).

“Sebuah matahari buatan dapat memberikan energi bersih terbatas dikendalikan fusi termonuklir," ucap Xu Jiannan, peneliti dari China Academy of Engineering Physics.

Terobosan China itu menempatkan Negeri Tirai Bambu itu setara dengan kemampuan Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang yang merupakan negara terdepan dalam teknologi fusi. Penelitian tim China itu dilaporkan akan dilakukan di Brazil, Korea Selatan dan Kanada.


sumber: viva.co.id

Artikel HARIAN REDAKSI Lainnya :

Copyright © 2015 HARIAN REDAKSI | Design by Bamz