HARIAN REDAKSI

Menyajikan Berita Terkini Dan Terupdate

BANTU SEBARKAN!!! ALLAHU AKBAR....H4MIL 5 MENIT WANITA INI LANGSUNG M3L4HIRK4N

BANTU SEBARKAN!!! ALLAHU AKBAR !!! H4MIL 5 MENIT WANITA INI LANGSUNG M3L4HIRK4N

BANTU SEBARKAN!!! ALLAHU AKBAR !!! H4MIL 5 MENIT WANITA INI LANGSUNG M3L4HIRK4N
BANTU SEBARKAN!!! ALLAHU AKBAR !!! H4MIL 5 MENIT WANITA INI LANGSUNG M3L4HIRK4N



HARIAN REDAKSI. Momen aneh itu berawal saat Suryati, akan beranjak tidur sekitar jam 20. 00 WIB. Namun saat baru terlelap sebentar, wanita ini terbangun karena merasa perutnya sakit.

Tidak ada disadari, perutnya mendadak sudah menjadi membesar seperti seperti orang yang tengah hamil tua. Merasa kuatir apa yang berjalan pada dirinya, wanita yang umum dipanggi Yati ini lantas memanggil anak pertamanya, Novi. “Saya menyuruh Novi untuk memanggil Parmi, ibu saya, ” kata Yati, saat bercerita momen aneh yang menimpa dirinya pada wartawan, Rabu

Kebetulan, papar Yati, saat itu Parmi (62), ibu kandungnya yang tempat tinggalnya bersebelahan ada di dapur rumahnya untuk mengambil beras. Tahu anaknya kesakitan dia selekasnya memanggil Muntamah, salah seorang tetangga untuk berikan pertolongan.

Namun belum pernah mereka datang, Yati yang perutnya menjadi membesar sudah melahirkan seorang bayi lelaki. “Jadi saat ibu saya serta Muntamah datang, perut saya sudah kempes serta keluar bayi ini hanya dalam hitungan menit, ” ungkap Yati yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani pada wartawan.

Tahu ada momen aneh, warga selekasnya memanggil Samsiyah (37), bidan desa setempat. Saat datang, bidan hanya membantu system pemotongan tali pusar. “Saat itu bidan hanya membantu untuk kerjakan pemotongan tali pusar, ” tuturnya.

Lewat cara terpisah, Samsiyah membenarkan apabila berikan pertolongan pada Yati yang baru saja melahirkan. Samsiyah mengaku, bayi yang diberi nama Wahyu Cahyono itu sudah tergolek di samping ibunya.

Saat itu, lebih Samsiyah, Yati lewat system persalinan tidak ada pertolongan siapa juga. Setelah kemunculannya, bayi itu selekasnya dibawa ke tempat tinggal dan dimasukkan incubator membuat perlindungan kondisi badannya. “Jadi saya hanya memotong tali pusarnya serta selekasnya membawa bayi itu ke tempat tinggal saya, ” tutur ibu tiga anak ini.

Dia mengaku tidak tahu cerita kehamilan Yati. Lantaran hingga saat ini dia tidak pernah memeriksakan kandungan padanya. Lewat cara medis hal sejenis itu tidak mungkin berjalan, lantaran satu kelahiran harus melalui system yang panjang.

Sebelum Melahirkan, Suryati Masuk Angin serta Dikeroki

Blitar – Momen aneh yang dihadapi Suryati (37) asal Blitar melahirkan tidak ada sistem kehamilan tetap masih misteri. Ibu kandung Suryati, Suparmi (65) mengaku anaknya tidak pernah muntah-muntah, mual atau lemas seperti saat kehamilan anak pertama dan ke-2.


“Ya tidak pernah ada tanda sinyal hamil, sehari-hari ke sawah sebagai buruh tani dan angkat-angkat gabah, ” kata Suparmi pada detiksurabaya. com ditempat tinggalnya Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari,

Bahkan, kata Suparmi, sebelum melahirkan, anaknya sejak mulai jam 16. 00 WIB tetap masih membantu tetangganya yang hajatan. Serta sekitar jam 17. 00 WIB anaknya pulang ke tempat tinggal dan tidak ada kelainan.

Namun mendadak sekitar jam 18. 00 WIB anaknya mengaku masuk angin serta minta dikeroki. Saat buka perut di samping kiri, ibunya saksikan ada satu hal yang bergerak-gerak dari dalam kulit.

“Setelah saksikan ada gerakan di bawah kulit, anak saya teriak kesakitan. Mendengar teriakan itu warga sekitar saksikan dan membantu anak saya, ” kenangnya.

Saat itu, jelas dia, anak serta tetangganya tertegun serta heran. Bahkan dirinya pernah tidak meyakini dengan anaknya yang mendadak mengeluarkan sesosok bayi tak ada darah. Suparmi juga selekasnya memanggil bidan desa.

Mula-mula seorang wanita, Suryati (37) asal Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar melahirkan tidak ada system hamil. Mendadak Jumat saat akan tidur sekitar jam 20. 40 WIB perutnya menjadi membesar, sakit serta melahirkan seorang bayi lelaki.

Bidan yang datang ke tempat tinggal setelah dijemput keluarga Suryati hanya memotong tali pusar tidak ada darah seperti sistem melahirkan umumnya. (fat/fat)

Disangka Tutupi Aib, Suryati Tidak Peduli Anggapan Orang

System melahirkan tidak ada hamil sebagian warga beranggapan apabila Suryati (37) warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, berusaha menutupi aibnya. Sebagian warga yg tidak sukai dengan keluarganya beranggapan apabila dirinya melahirkan di luar nikah.

“Saya tidak peduli akan pendapat itu. Ajukan pertanyaan semuanya tetangga, warga serta lingkungannya hingga saat ini, apakah saya hamil atau tidak. Serta hingga saat ini saya memang tidak hamil, ” kata Suryati pada detiksurabaya. com tentang anggapan miring anak ketiganya yang diberi nama M. Wahyu Cahyono, Kamis

Suryati mengaku sejak mulai melahirkan, dirinya selalu di bertanya apakah memiliki hubungan khusus dengan pria lain sejak mulai suaminya meninggal dunia 7 Januari 2009 lalu. Ibu dua anak inipun mengaku tidak memiliki hubungan khusus atau kekasih.

“Banyak yang ajukan pertanyaan saya memiliki pacar atau tidak. Ya saya jawab tidak memiliki, wong saya memang tidak memiliki. Terutama sejak mulai suami meninggal dunia saya hanya mengatur dua anak saya, ” tegasnsya.

Ibunda Novi Liana (15) serta Rio Prasetyawan (12) ini hanya konsentrasi mengatur anak-anaknya yang sekolahnya meraih SMP. Bahkan dirinya malas menikah lagi, walaupun ada pria yang akan melamarnya.

Saat di bertanya apakah dirinya akan melindungi bayi yang dilahirkan tidak ada suami, Suryati juga siap. “Saya siap melindungi sendirian, karena anak ini titipan, ” imbuhnya.

Mula-mula seorang wanita, Suryati (37) asal Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar melahirkan tidak ada system hamil. Mendadak Jumat saat akan tidur sekitar jam 20. 40 WIB perutnya menjadi membesar, sakit serta melahirkan seorang bayi lelaki.

Bidan yang datang ke tempat tinggal setelah dijemput keluarga Suryati hanya memotong tali pusar tidak ada darah seperti sistem melahirkan umumnya.



sumber: beritatrenmasakini.com/

Artikel HARIAN REDAKSI Lainnya :

Copyright © 2015 HARIAN REDAKSI | Design by Bamz