Warga Pedalaman Di Jawa Lebih Takut Gerhana Bulan Ketimbang Gerhana Matahari
![]() |
Warga Pedalaman Di Jawa Lebih Takut Gerhana Bulan Ketimbang Gerhana Matahari |
Harian Redaksi - Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) memiliki cerita tersendiri bagi masyarakat Jawa. Khususnya di wilayah Gunungkidul, mereka memiliki cerita tersendiri mengenai fenomena Gerhana Matahari masa lampau.
Salah satu Warga Baleharjo, Wonosari, T.A.S Soemitro (86) mengungkapkan fenomena gerhana baik matahari maupun bulan dekat dengan adat Jawa dengan cerita Buto (raksasa) yang memakan sumber cahaya tersebut. Masyarakat percaya dari cerita turun temurun atau dikenal dengan Gugontuhon.
"Masyarakat disini percaya tentang fenomena gerhana matahari dan bulan ialah adanya raksasa yang memakan matahari,"
Masyarakat percaya Buto tersebut memakan matahari secara pelan-pelan. Raksasa tersebut memiliki perut yang berubah menjadi pohon. Oleh masyarakat pohon tersebut dibuat lesung (tempat padi ditumbuk) dan ketika fenomena tersebut terjadi, maka masyarakat akan secara beramai-ramai memukul lesung menggunakan alu (alat penumbuk). Jaman dahulu sekitar tahun 40-an jika ada gerhana maka suasana desa akan berubah menjadi riuh dengan pukulan kayu.
"Menurut kepercayaan jika perutnya dipukul maka raksasa itu akan mengeluarkan secara berlahan karena perutnya dipukuli," sambungnya.
Soemitro menceritakan, masyarakat Gunungkidul kala itu lebih takut terhadap fenomena gerhana bulan dibandingkan matahari. Sebab, fenomena gerhana bulan suasana menjadi gelap, padahal waktu itu listrik belum masuk ke desa, selain itu gerhana matahari waktunya cukup lama. Seingatnya ia baru dua kali mengalami gerhana matahari.
"Masyarakat lebih takut gerhana bulan, karena suasana akan menjadi gelap," tuturnya.
Ia menilai, cerita rakyat ini sudah mulai hilang seiring dengan ilmu pengetahuan. Namun demikian cerita rakyat tidak selama hilang dari masyarakat Jawa meski saat ini sudah modern.
"Masyarakat Jawa sekarang masih percaya tempat yang dihuni mahluk gaib, misalnya pohon besar ada penunggunya," tutupnya.
Sementara Ketua Dewan Kebudayaan Gunung kidul, CB Supriyanto membenarkan cerita rakyat tersebut. Masyarakat percaya secara turun temurun mengenai fenomena gerhana matahari ataupun bulan karena di makan raksasa.
"Masyarakat dahulu disini percaya adanya raksasa yang memakan matahari atau bulan, yang berasal dari cerita turun temurun," ujar Supriyanto.
sumber okezone.com